Jumat, 25 November 2011

BBM Mulai Langka

 
Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) mulai langka dalam dua pekan terakhir dan ditandai dengan antrian panjang hampir tiap hari di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Dilaporkan, hasil pantauan dalam dua pekan terakhir, antrian panjang dan kekosongan BBM di sejumlah SPBU di Bontang maupun Jalan Poros Bontang Samarinda, bahkan di Kota Samarinda sendiri, juga mengalami hal yang sama.
Hal yang ironis, BBM di SPBU terbilang mulai langka, namun para penadah premium alias memindahkan premium dari tangki ke jeriken untuk kemudian dijual kembali ke pedagang eceran makin marak.
Sering dijumpai pula dalam antrian di SPBU, nampak sejumlah ibu mengendarai sepeda motor untuk laki-laki (tangki diatas-red) dan ini tidak lazim dan hal ini diyakini sebagai strategi kulakan bensin untuk dijual eceran.
Pada dasarnya petugas SPBU juga mengetahui para langganan pembeli yang merupakan pengecer BBM.
Menurut saya pendistribusian nya yang kurang  merata, sehingga terjadi kelangkaan BBM. Dan juga banyak daerah lain mengalami seperti ini.

                                                                                                                                    Sumber: kompas.com

Subsidi BBM


Besaran subsidi BBM terus membengkak hingga Indonesia menjadi negara dengan pengeluaran subsidi BBM terbesar di Asia, sementara sebagian besar rakyat masih sangat membutuhkan subsidi BBM.

Pembahasan isu Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia memang tidak akan ada habisnya. Beberapa waktu yang lalu Indonesia cukup dihebohkan dengan adanya berita tentang fatwa haram yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa orang kaya atau mampu diharamkan membeli BBM bersubisidi. Masyarakat pun berpikir, sudah seputus asa itu kah pemerintah? Hingga mengandalkan fatwa MUI untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi. MUI sendiri kabarnya membantah telah mengeluarkan fatwa tersebut.

Pengendalian subsidi akan sangat membantu keuangan pemerintah. Apalagi besarnya subsidi BBM mengikuti perkembangan harga minyak mentah dunia yang fluktuatif. Sementara pemerintah seringkali meleset saat menetapkan asumsi harga minyak mentah di APBN. Misalnya pada tahun 2007, asumsi harga minyak ditetapkan pemerintah US$60 per barel, realisasinya harga minyak mencapai US$96 per barel, sehingga subsidi BBM yang tadinya dianggarkan sebesar Rp55 triliun membengkak menjadi Rp91 triliun.

Pada tahun 2008, dunia dilanda krisis finansial yang ditandai oleh bangkrutnya perusahaan keuangan Lehman Brothers. Ketika itu, harga minyak mentah meroket hingga mencapai US$140 per barel, sehingga beban subsidi BBM ikut membengkak hingga mencapai Rp139,1 triliun dari yang dianggarkan sebesar Rp126,8 triliun.
Pada 2009, harga minyak mentah turun di kisaran US$34 sampai US$45 sehingga pemerintah dapat berhemat banyak pengeluaran subsidi.

Dengan pengeluaran subsidi BBM sebesar itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh International Energy Regency, Indonesia menjadi negara dengan pengeluaran subsidi BBM terbesar di Asia dengan subsidi BBM sebesar 66,8% per liter BBM. Coba bandingkan dengan subsidi BBM di Cina yang hanya mensubsidi 35% per liter BBM.

Untuk tahun ini, Bank Dunia memprediksikan beban subsidi BBM Indonesia akan mencapai angka Rp150 triliun, lebih besar dari masa krisis 2008. Defisit APBN akan meroket dari 1,8% menjadi 2,1%. Walaupun angka ini masih dalam batas wajar karena toleransi defisit untuk negara berkembang adalah sekitar 2%. Ekonom dari Centre for Strategic International Studies (CSIS), Deni Friawan memperhitungkan, defisit APBN 2011 bisa mencapai Rp18,8 triliun.

Namun, yang menjadi masalah adalah defisit ini dikarenakan pengeluaran untuk subsidi harga BBM. Dan, yang menjadikannya lebih bermasalah adalah, karena subsidi diberikan dalam bentuk harga, semua orang bisa menikmati subsidi ini, termasuk orang yang seharusnya tidak berhak mendapatkan subsidi. Padahal, menurut Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik (PSEKP) UGM Tony Prasetiantono, defisit anggaran yang baik adalah defisit yang digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur.

Menurut saya pemerintah harus lebih berhemat lagi dalam masalah subsidi BBM ini, dan juga subsidi BBM ini harus tepat diberikan kepada yang berhak menerima subsidi BBM, karena banyak orang di luar sana masih belum menerima subsidi yang diberikan pemerintah, maka itu seharusnya pemerintah lebih mengkordinir atau mengantisipasi masalah ini agar tidak terjadi hal seperti itu.

                                                                                                           Sumber :  warta ekonomi

Terima kasih Sahabat

Disaat sedih
Engkau selalu menyemangati ku
Disaat senang
Engkau ada di sisiku
              
            Sahabat..
            Engkau selalu ada
            Disaat aku membutuhkanmu
            Satu ucapku padamu "Terima kasih"

Kamis, 24 November 2011

IBU

Oh! ibu..
Dengarlah rintihan hatiku
Karena tanpa mu ibu
Hidupku terasa di antara tepian waktu

                Ibu, oh ibu..
                Pengorbanan mu begitu besar
                Hingga ku tak bisa
                Membalas pengorbanan mu ibu..

Tapi hanya kasih sayanglah
Yang bisa ku berikan
Untukmu
Ibu..